Thursday 19 April 2012

Sejarah Lampu Merah


 
Lampu lalu lintas, yang mungkin juga dikenal sebagai lampu merah, lampu lalu lintas, sinyal lalu lintas, lampu stop-and-go, atau semaphore, adalah perangkat sinyal yang ditempatkan di persimpangan jalan, perlintasan pejalan kaki dan lokasi lainnya untuk mengontrol arus lalu lintas. Lampu lalu lintas telah dipasang di sebagian besar kota di seluruh dunia. Mereka menetapkan hak jalan kepada pengguna jalan dengan menggunakan lampu warna standar (merah - kuning - hijau), menggunakan kode warna universal (dengan urutan yang tepat untuk memungkinkan pemahaman oleh mereka yang buta warna). Di Cina, ada usaha yang gagal untuk mengubah makna warna lampu merah untuk "jalan" selama masa Revolusi Budaya.
Biasanya lampu lalu lintas terdiri dari satu set dari tiga lampu berwarna: merah, kuning dan hijau. Pada pola khas :

- Pencahayaan dari lampu hijau mengisyaratkan kendaraan untuk jalan ke arah yang ditunjukkan,
- Pencahayaan dari lampu kuning
mengisyaratkan bersiap untuk jalan, atau hati-hati,
- Pencahayaan dari lampu merah melarang segala kendaraan untuk berjalan.



Lampu lalu lintas memiliki banyak variasi, tergantung dari budaya negara yang menggunakannya dan kebutuhan khusus di perempatan tertentu. Contoh variasinya adalah lampu lalu lintas khusus pejalan kaki, lampu lalu lintas untuk pengguna sepeda, bus, kereta, dan lain-lain. Urutan lampu yang terpasang juga dapat berbeda-beda. Selain itu, ada banyak aturan dalam pengaturan lampu lalu lintas. Semua variasi lampu lalu lintas ini bisa saja dioperasikan bersamaan pada perempatan yang kompleks. Misalnya saja pada perempatan yang kompleks yang ramai dilewati para pejalan kaki dan kendaraan roda empat. Di sisi lain, jika lampu pejalan kaki berwarna hijau menyala, maka mobil harus berhenti, karena secara otomatis lampu lalu lintas untuk kendaraan akan berwarna merah jika lampu pejalan kaki berwarna hijau.
 
Warna yang paling umum digunakan untuk lampu lalu lintas adalah merah, kuning, dan hijau. Merah menandakan berhenti atau sebuah tanda bahaya, kuning menandakan hati-hati, dan hijau menandakan boleh memulai berjalan dengan hati-hati. Biasanya, lampu warna merah mengandung beberapa corak berwarna jingga, dan lampu hijau mengandung beberapa warna biru. Ini dimaksudkan agar orang-orang yang buta warna merah dan hijau dapat mengerti sinyal lampu yang menyala. Di Amerika Serikat, lampu lalu lintas memiliki pinggiran berwarna putih yang dapat menyala dalam kegelapan. Ini bertujuan agar orang yang mengidap buta warna dapat membedakan mana lampu kendaraan dan yang mana lampu lalu lintas dengan posisinya yang vertikal.
 
Sistem pengendalian lampu lalu lintas dikatakan baik jika lampu-lampu lalu lintas yang terpasang dapat berjalan baik secara otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan kepadatan lalu lintas pada tiap-tiap jalur. Sistem ini disebut sebagai actuated controller. Namun, para akademisi Indonesia telah menemukan sistem baru untuk menjalankan lampu lalu lintas. Sistem ini dikenal sebagai Logika fuzzy. Metode logika fuzzy digunakan untuk menentukan lamanya waktu lampu lalu lintas menyala sesuai dengan volume kendaraan yang sedang mengantre pada sebuah persimpangan. Hasil pengujian sistem logika fuzzy ini menunjukkan bahwa sistem lampu dengan logika ini dapat menurunkan keterlambatan kendaraan sebesar 48,44% dan panjang antrean kendaraan sebesar 56,24%; jika dibandingkan dengan sistem lampu konvensional. Lampu lalu lintas pada umumnya dioperasikan dengan menggunakan tenaga listrik. Namun, saat ini perkembangan teknologi lampu lalu lintas sudah dengan tenaga matahari.

SEJARAH
Pada 10 Desember 1868, lampu lalu lintas yang pertama dipasang di luar rumah seorang parlemen Inggris di London, oleh insinyur kereta api JP Knight. Lampu lalu lintas ini mirip sinyal kereta api, dengan tungkai semaphore dan lampu dari gas berwarna merah dan hijau untuk digunakan saat malam. Lentera gas berubah dengan tuas di dasarnya sehingga cahaya yang tepat menghadap arah lalu lintas. Sayangnya, lampu ini  meledak pada tanggal 2 Januari 1869, melukai atau membunuh petugas yang mengoperasikan ini.

Garrett Morgan
Pada tahun 1923, Garrett Morgan mematenkan versi sendiri. Sinyal lampu lalu lintas Morgan berbentuk huruf T yang menampilkan lampu tiga sisi  keliling untuk berhenti: stop, semua arah jalan berhenti. Awal penemuan ini diawali ketika suatu hari ia melihat tabrakan antara mobil dan kereta kuda. Kemudian ia berpikir bagaimana cara menemukan suatu pengatur lalu lintas yang lebih aman dan efektif. Morgan juga merasa sinyal stop dan go memiliki kelemahan, yaitu tidak adanya interval waktu bagi pengguna jalan sehingga masih banyak terjadi kecelakaan. Penemuan Morgan ini memiliki kontribusi yang cukup besar bagi pengaturan lalu lintas, ia menciptakan lampu lalu lintas berbentuk huruf T. Lampu ini terdiri dari tiga lampu, yaitu sinyal stop (ditandai dengan lampu merah), go (lampu hijau), posisi stop (lampu kuning). Lampu kuning inilah yang memberikan interval waktu untuk mulai berjalan atau mulai berhenti. Lampu kuning juga memberi kesempatan untuk berhenti dan berjalan secara perlahan. Keuntungan dari jenis ini adalah kemampuan untuk menjalankannya dari jarak jauh dengan menggunakan hubungan mekanis. Toronto adalah kota pertama yang mengkomputerisasi seluruh sistem sinyal lalu lintas, yang diselesaikan di tahun 1963.

Lampu lalu lintas listrik yang modern ditemukan oleh negara Amerika. Pada awal tahun 1912 di Salt Lake City, Utah, polisi Lester Wire menemukan lampu lalu lintas listrik pertama berwarna merah-hijau. Pada tanggal 5 Agustus 1914, American Traffic Signal Company memasang sistem sinyal lalu lintas di sudut jalan 105 arah Timur dan Euclid Avenue di Cleveland, Ohio. Lampu ini memiliki dua warna, merah dan hijau, dan sebuah bel (berdasarkan desain dari James Hoge), yang akan memberikan peringatan akan perubahan warna. Desain karya James Hoge juga dapat dikontrol oleh kantor polisi dan pemadam kebakaran untuk mengatur sinyal bila keadaan darurat. Kemudian lampu lalu lintas tiga-warna yang pertama diciptakan oleh perwira polisi William Potts di Detroit, Michigan pada 1920. Pada tahun 1922, TE Hayes mempatenkan "panduan mengatur lalu lintas dan kombinasi sinyal lalu lintas" (Patent # 1.447.659). Di Ashville, Ohio mengklaim sebagai lokasi lampu lalu lintas yang tertua di Amerika Serikat yang digunakan di persimpangan jalan umum hingga 1982 dan akhirnya dipindahkan ke museum setempat.

Interkoneksi pertama sistem sinyal lalu lintas dipasang di Salt Lake City pada tahun 1917, dengan enam interkoneksi tersambung dikontrol secara bersamaan dari tombol manual untuk enam perempatan jalan. Kontrol otomatis lampu lalu lintas sistem saling berhubungan ini diperkenalkan Maret 1922 di Houston, Texas. Lampu lalu lintas otomatis pertama dicoba di Inggris dan ditempatkan di Wolverhampton pada tahun 1927.  

Warna lampu lalu lintas yang menandakan "berhenti" mungkin juga berasal dari yang digunakan untuk mengidentifikasikan pelabuhan (merah), dan kanan (hijau) dalam aturan maritim yang mengatur hak jalan, di mana kapal di sebelah kiri harus berhenti untuk kapal lain yang hendak melintasi di sebelah kanan.

Timer (penghitung waktu, biasanya waktu mundur) pada lampu lalu lintas diperkenalkan pada tahun 1990-an. Meski tidak umum di daerah perkotaan sebagian kota besar, timer masih digunakan di beberapa negara belahan bumi lainnya (termasuk Indonesia). Timer berguna untuk pengemudi / pejalan kaki untuk merencanakan jika ada cukup waktu untuk mencoba menyeberang perempatan sebelum lampu menyala merah dan sebaliknya, atau hitungan waktu sebelum lampu berubah hijau.

Optik dan Pencahayaan

Contoh TL menggunakan LED
Biasanya, lampu pijar dan halogen yang digunakan. Karena rendahnya efisiensi keluaran cahaya dan satu titik kegagalan (filamen yang terbakar) pemerintah kota semakin menyesuaikan sinyal lalu lintas dengan sekumpulan lampu jenis LED yang mengkonsumsi energi lebih sedikit, peningkatan keluaran cahaya, lalu lebih awet, dan dalam hal kegagalan LED individu, masih bisa beroperasi meskipun dengan output cahaya yang berkurang. Dengan menggunakan optik, pola cahaya pada suatu kumpulan LED dapat sebanding dengan pola lampu pijar atau halogen.







sumber: agungprie.blogspot

No comments: